Privilege As Single
Nyadar nggak sih kalau dalam lingkungan sosial, ada stereotype yang melekat pada lajang bahwa mereka itu terlihat menyedihkan, kesepian dan rapuh. Saya nggak tahu dari mana datangnya pandangan ini, mungkin bagi sebagian orang masa lajang itu memang menyedihkan.
Saya sendiri tidak menampik tentang pandangan ini. Sebagai seorang lajang, Saya sendiri kerap kali merasa ada di titik terendah di mana berharap untuk menikah secepatnya, biar hidup nggak sepi-sepi amat.
Namun, belakangan ini saya menemukan beberapa teman yang menikah sering mengeluhkan tentang kehidupannya. Ada yang tiba-tiba ditinggal pergi pasangannya, ada juga yang mengeluh waktu tidurnya berkurang, sebagian lagi mengeluh tentang harga-harga yang semakin melonjak.
Hal ini membuat saya sedikit bersyukur belum menikah, paling nggak hidup saya lebih damai dibandingkan kehidupan orang menikah. Nggak, bukan saya mendiskreditkan kehidupan pernikahan, tapi itu kenyataan yang ada bahwa pernikahan terkadang tidak seindah dalam bayangan kita.
Saat menikah, ada hal-hal yang terkadang harus membuat kita menekan ego demi kebutuhan pasangan dan anak, sehingga tak jarang seolah-olah kita kehilangan jati diri sebagai seorang pribadi.
So, hidup sebagai lajang memiliki banyak keuntungan yang mungkin kelak akan dirindukan saat saya menikah kelak. Kira-kira apa saja keuntungan yang saya rasakan sebagai seorang single fighter
Less Drama
Saya merasakan hidup saya lebih damai. Tidak ada pasangan atau anak yang menuntut perhatian di kala-kala kita sibuk atau ingin menikmati waktu sendiri. Hal ini yang patut saya syukuri.
Hidup tanpa drama memang rasanya nggak mungkin karena itulah yang membuat hidupmu berwarna, tapi ketika jumlahnya lebih sedikit. Itu akan membuatmu lebih bahagia, bukan?
Fokus Pada Diri Sendiri
Saat menikah, fokus kita tidak lagi berpusat pada diri sendiri. Ada pasangan dan anak yang harus diprioritaskan. Bahkan, terkadang kita sendiri lupa untuk mengurus diri sendiri, akibatnya ada banyak orang yang sudah menikah banyak kehilangan jati diri.
Saat masih lajang, tentu saja kita punya banyak waktu untuk fokus sama kebutuhan diri sendiri. Tidak hanya untuk kebutuhan fisik, tapi juga skill dan emosional yang lebih terfokus. Intinya sih bisa melakukan apapun yang kamu mau tanpa melibatkan pendapat pasangan.
Punya Banyak Me Time
Saat menikah, me time semakin berkurang. Mandi sehari 2x dengan benar katanya sudah dibilang sebagai sebuah kenikmatan atau sekedar menyeduh indomie di malam hari bersama pasangan.Ketika bujangan, kamu punya banyak waktu untuk melakukan hobimu tanpa ada yang protes. Paling juga ortu yang seringkali membutuhkan lebih banyak bantuan darimu, selebihnya kamu bertanggung jawab sendiri terhadap keinginan yang kamu punya.
Dan, no drama
Menikmati Hasil Kerja
Berbeda ketika sudah menikah, hasil kerja keras diperuntukkan untuk kebutuhan keluarga, bahkan tak jarang kamu tidak bisa menikmatinya.
So, nikmati masa lajang dengan baik, tidak perlu galau belum memiliki pasangan. Penuhi dulu tempayan kebahagiaan dalam dirimu, sehingga kamu bisa membaginya dengan pasanganmu, kelak.
Buat saya setiap fase orang itu berbeda, baik yang single maupun sudah menikah. Paling penting jangan saling mengejek tentang kehidupan masing-masing. Well, buat kamu yang masih single.
Its Ok Being A Single
Aaa blog baruuu... Realita banget ini ya mbk kehidupan pernikahan, ya begitulah hehe...
BalasHapus